Petakan Kemampuan Siswa di SMA, Dindik Gelar USP dan EHB2KS
Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi memastikan dua kegiatan yang akan diikuti siswa kelas 12 jenjang SMA negeri dan swasta di Jawa Timur. Sebanyak 175.590 siswa dari 1.523 lembaga akan mengikuti Ujian Satuan Pendidikan (USP) dan Evaluasi Hasil Belajar Berbasis Komputer dan Smartphone (EHB2KS).
"Dua kegiatan tersebut dilaksanakan dalam waktu yang berbeda. Untuk pelaksanaan USP yang diselenggarakan oleh sekolah sudah mulai dilaksanakan di bulan Februari. Mulai penugasan, portofolio, ujian praktek hingga ujian mandiri yang dilakukan oleh sekolah.
"USP inilah yang dijadikan salah satu dasar untuk menentukan kelulusan siswa. Karena para guru yang paling tahu apa yang diajarkan ke siswa. Kegiatan ini juga dalam rangka implementasi merdeka belajar. Sekolah yang paling tahu kemampuan siswanya," ujar Wahid.
Mantan Kepala Dinas Perhubungan Jatim ini menambahkan dalam pelaksanaannya, sekolah diajarkan untuk membuat soal dan ujian sendiri. Selain itu, sekolah juga membentuk tim penyusun dan penelaah soal karena harus mengacu pada standar kompetensi kelulusan.
"Ini kebijakan yang luar biasa dari Kemendikbud. Karena kalau ujian nasional (UN), seringkali tidak mencerminkan kemampuan siswa yang sesungguhnya di sekolah sebab banyak ditemukan soal-soal yang siswa belum diajari di sekolah," jelasnya.
Wahid menambahkan dampak psikososial dari UN sangat tinggi. Menurutnya para orangtua juga berlomba-lomba mencari tempat bimbingan belajar. "Dari itu siswa mendapatkan kisi-kisi UN, apalagi sampai ada yang melakukan kecurangan. Sedangkan USP yang dilaksanakan sekarang sangat baik karena mencerminkan kemampuan siswa di sekolah. Tapi, ini pun bukan satu-satunyanya parameter yang dikatakan lulus," paparnya.
Sementara untuk pelaksanaan EHB2KS yang diselenggarakan Dindik Jatim, Wahid menjelaskan hal tersebut bertujuan untuk melakukan pemetaan disparitas kualitas satuan pendidikan antar kabupaten/kota di Jatim. Dari data tersebut akan dilakukan treatment khusus, salah satu targetnya tidak terjadi disparitas kualitas. Dengan begitu, diharapkan kualitas sekolah sesuai standar pendidikan.
"Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang luar biasa dalam pendidikan di Jatim. Melalui EHB2KS Dindik Jatim dapat mengukur dan mengetahui kemampuan siswa pada masing-masing sekolah terhadap standar pendidikan," tuturnya.
Lebih lanjut Wahid mengatakan tujuan lain juga untuk mengukur sampai dimana kemampuan siswa memahami setiap mata pelajaran yang diajarkan selama pembelajaran jarak jauh. Wahid menambahkan untuk pelaksanaannya, EHB2KS rencananya akan diselenggarakan pada akhir Februari atau Maret. Sedangkan untuk bentuk soal mengikuti Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang meliputi numerasi, literasi dan penalaran.
"Kedua, bentuk soal mirip UTBK. Sehingga siswa bisa terlatih saat mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) nantinya. Dari soal-soal EHB2KS diharapkan siswa lebih mudah untuk masuk perguruan timggi. Termasuk mulai mempelajari siswa menjawab soal-soal berbentuk AKM," terangnya.
Sementara itu untuk kelulusan jenjang SMK, menurut Wahid tidak berbeda dengan jenjang SMA, yakni akan diserahkan ke sekolah. Karena berhubungan dengan keterampilan siswa, maka ujian kompetensi akan jadi pertimbangan penilaian.
"Kami sedang koordinasi dengan gugus tugas Covid-19 kab/kota, kami berharap bisa melaksanakan ujian kompetensi dengan menerapkan prokes ketat. Misalnya perhari 5-10 orang untuk melakukan ujian kompetensi keahlian bisa dilaksanakan," pungkasnya. (mus)